FIB Unhas — Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali menjadi episentrum diskusi akademik global melalui penyelenggaraan The 6th International Conference on Linguistics and Cultural Studies (ICLC-6). Bertempat di Aula Prof. Mattulada, Rabu (12/11/2025), konferensi ini mempertemukan puluhan akademisi lintas negara untuk membedah tantangan dan inovasi multidisipliner dalam kajian bahasa serta budaya.
Konferensi dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D., SpBM(K). Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara di tengah perubahan global. “Forum seperti ICLC bukan hanya ruang diskusi ilmiah, tetapi juga jembatan untuk membangun pemahaman lintas bangsa,” ujarnya.
Pembukaan berlangsung khidmat, diselingi nuansa artistik melalui penampilan tari Empat Etnis oleh kelompok seni SPaSI IMSI KMFIB. Tarian ini menggambarkan harmoni budaya Sulawesi Selatan (Makassar, Bugis, Mandar, dan Toraja), memberikan konteks budaya yang kental pada forum ilmiah tersebut.
Mengusung tema “Multidisciplinary Perspectives on Linguistics, Literature, Culture, and Teaching: Challenges and Innovations,” ICLC-6 menghadirkan pakar dari berbagai penjuru. Pembicara utama mencakup akademisi terkemuka seperti Eguchi Maki, Ph.D. (University of Tsukuba, Jepang) dan Prof. Wan Wen Bin (Nanchang University, Tiongkok) yang hadir luring, serta Prof. Mokhtar (University of Malaya, Malaysia) dan Abdulraya Panaemalae (Walailak University, Thailand) yang bergabung secara daring.
Turut hadir pakar dari universitas nasional serta deretan guru besar FIB Unhas, menjadikan forum ini kaya perspektif.
Ketua Panitia, Prof. Dr. Nurhayati, M.Hum., menjelaskan tema ini dipilih untuk menyoroti kaitan studi linguistik dan budaya dengan disiplin ilmu lain, seperti teknologi informasi, hukum, dan sosial. “Kami berharap konferensi ini melahirkan ide-ide cemerlang yang memperkaya ilmu pengetahuan sekaligus memperkuat jejaring akademik lintas negara,” tuturnya.
Setelah pembukaan, konferensi berlanjut ke dua sesi pleno yang berlangsung interaktif, menegaskan kembali komitmen Unhas sebagai pusat unggulan pengembangan linguistik dan studi budaya di kawasan Asia.

