Sejarah Ringkas

Pada 11 Desember 1960, Universitas Hasanuddin (Unhas) secara resmi membuka Fakultas Sastra dan Filsafat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 102248/UU/03 Desember 1960. Fakultas ini lahir dari gagasan besar para intelektual dan budayawan Makassar seperti Mattulada, seorang antropolog terkemuka, serta sastrawan sekaligus negarawan, J. E. Tatengkeng. Keduanya berperan sentral dalam merintis dan memperjuangkan pendirian fakultas ini sejak tahun 1959. Pendirian fakultas ini juga didukung oleh adanya “peleburan” beberapa unit program kursus B.I. dari Yayasan Perguruan Tinggi Makassar ke Unhas, di bawah koordinasi Syamsuddin Daeng Mangawing dan Prof. G. J. Wolhoff.

Fakultas ini pertama kali dipimpin oleh Prof. Dr. Ph. O. L. Tobing, seorang antropolog lulusan Universitas Utrecht, Belanda, yang juga sebelumnya mengajar di Universitas Padjadjaran Bandung sebelum akhirnya diangkat menjadi Guru Besar di Unhas pada tahun 1958. Tobing menjabat hingga tahun 1964, dengan dibantu oleh sekretaris pertamanya, S. N. Turangan, yang kemudian digantikan oleh Drs. Achmad Dahlan.

Saat pertama kali didirikan, fakultas ini memiliki tiga jurusan, yakni Jurusan Bahasa Indonesia yang juga dikenal sebagai Jurusan Sastra Timur yang dipimpin oleh J. E. Tatengkeng, Jurusan Bahasa Inggris yang juga dikenal sebagai Jurusan Sastra Barat oleh Dra. Ny. Moeliono, serta Jurusan Ilmu Mendidik yang juga dikenal sebagai Jurusan Pedagogik di bawah pimpinan Prof. Dr. Med. S. J. Warouw. Perkuliahan awalnya berlangsung di Kampus Unhas di Jalan Sunu, Baraya, Makassar.

Dalam perkembangannya, Fakultas Sastra dan Filsafat mengalami beberapa kali perubahan nama dan struktur organisasi. Pada tahun 1964, Fakultas Sastra dan Filsafat berubah nama menjadi Fakultas Sastra, dengan menambah Jurusan Sastra Arab dan Kebudayaan Islam, serta Jurusan Sejarah. Tahun 1977, Fakultas Sastra bergabung dengan Fakultas Ilmu Sosial Politik dan Ekonomi menjadi Fakultas Ilmu Sosial Budaya. Namun, pada tahun 1983 fakultas ini kembali berdiri sendiri dengan nama Fakultas Sastra hingga tahun 2015. Fakultas Sastra kemudian berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2015 tentang Statuta Universitas Hasanuddin.

Fakultas Ilmu Budaya tercatat sebagai fakultas keempat yang didirikan di Unhas setelah Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan Fakultas Kedokteran. Fakultas ini mengalami perpindahan lokasi perkuliahan dari Kampus Baraya di Jalan Sunu ke Kampus Baru Tamalanrea. Gedung Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial (FIS) yang dibangun pada tahun 1980-an menandai perkembangan dan pertumbuhan signifikan dari sisi akademik dan fasilitas.

Sepanjang perjalanannya, Fakultas Ilmu Budaya Unhas telah dipimpin oleh berbagai tokoh akademik ternama. Setelah Prof. Tobing, jabatan dekan pernah diemban oleh Prof. Mattulada (1966-1970 dan 1975-1977), Prof. Husen Abbas, M.A. (1970-1975, 1977-1984, dan 1984-1988), Drs. Ambo Gani (1988-1989), Drs. Ibnu Nandar (1989-1991) (Plt. Dekan), Prof. Najamuddin, M.Sc. (1991-1995, 1995-1998), Drs. Mustafa Makka, M.S. (1998-2002), Drs. Aminunddin Ram, M.Ed. (2002-2006), Prof. Dr. Muhammad Darwis, M.S. (2006-2010), Prof. Drs. Burhanuddin Arafah, M.Hum., Ph.D. (2010-2014, 2014-2018), Prof. Dr. Akin Duli, M.A. (2018-2021, 2021-2025). Kini, Fakultas Ilmu Budaya dipimpin oleh Prof. Dr. Andi Muhammad Akhmar, S.S., M.Hum.

Scroll to Top